REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
Masa yang paling indah adalah masa remaja.
Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja. Masa yang paling ingin
dikenang adalah masa remaja. Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa
remaja.
Masa remaja yang
dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa.
Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang
berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan
bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika
pertumbuhan fisik hampir lengkap.
Salah satu pakar
psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan
bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan
berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi
menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal
dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai
dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai
dengan 18 Tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
Berdasarkan
batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa
remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan
ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih
banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya
krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan
oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri
padaremaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan
identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss,
1988).
Karakteristik remaja yang dapat menimbulkan
berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk
hidup.
4. Adanya sikap
menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam
dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan- pertentang dengan orang
tua.
6. Kegelisahan karena
banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok.
Adapun masalah yang dihadapi
remaja masa kini antara lain :
a. kebutuhan akan figur
teladan
Remaja jauh lebih
mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang
tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya
kata-kata indah.
b. sikap apatis
Sikap apatis
meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan
tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidak-acuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c. kecemasan dan kurangnya
harga diri
Kata stess atau
frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba
mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat
minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
d. ketidakmampuan untuk
terlibat
Kecenderungan
untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para
remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan
pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung
rugi atau malahan dengan uang.
e. perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak
berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup
dan pola berpikir masyarakat modern.Teknologi mau tidak mau menciptakan
masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan
diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan
pintas”,misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat
nilai baik atau ijasah.
f. pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar
tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks
pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa
ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar