Translate

Minggu, 02 Desember 2012

saraswati



PERAYAAN SARASWATI DAN MAKNANYA

Tiap hari Sabtu/ Saniscara Umanis wuku Watugunung menurut kalender Bali (210 hari sekali). Umat Hindu di Indonesia merayakan hari suci Saraswati. Perayaan ini umumnya lebih semarak dirayakan oleh kalangan anak-anak hingga remaja yang masih sedang mengenyam pendidikan. Bagaimana tidak, karena pada hari inilah masyarakat hindu percaya dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu pengetahuan menurunkan Ilmu pengetahuan tersebut ke dunia. Hingga kita sebagai manusia dapat menikmati dan mengembangkan Ilmu pengetahuan tersebut. Perayaan Saraswati saat persembahyangannya lebih di tekankan dilaksanakan pada pura di sekolah masing-masing.
            Menurut lontar Sundari Gama tentang Brata Saraswati,  pemujaan Saraswati hendaknya dilakukan sebelum tengah hari yakni sebelum jam 12 siang. Ini mungkin dimaksudkan seperti halnya kita belajar dalam masa brahmacari hendaknya dimulai sejak dini. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu untuk belajar sebab semakin bertambah usia kita, semakin berat juga tantangan hidup yang mesti kita hadapi. Bila kita terus menunda untuk belajar otomatis kita akan kewalahan dan bahkan tidak akan mampu menyelesaikan tantangan yang kita hadapi, disinilah pentingnya belajar sejak dini. Dengan belajar sejak dini, setidaknya kita memiliki bekal senjata untuk menghadapi tantangan hidup meski tantangan itu seberat apapun. Dalam Sarasamuscaya disebutkan :
Duhkhe swanu dwighna manah Nikhesu wigata sprhah wita soka bhaya krsdhah sthira dhiramunir ucyate. Sang kinahaning kaprajnan ngaranya,tan alara tatankataman kroda, mwang takut prihati,langgeng mahening juga  tutur nira, apan majnana
Artinya :
Orang yang memiliki keprajnyanan, tidak bersedih jika mengalami kesusahan, tidak bergirang hati jika mengalami kesenangan, tidak kerasukan nafsu marah dan rasa takut serta kemurungan, melainkan selalu tetap tenang juga pikirannya dan tutur katanya, karena berilmu, budi mulia pula  disebut orang yang arif bijaksana.
            Disamping itu dalam lontar Sundari Gama juga disebutkan hingga tengah hari tidak diperkenankan membaca dan menulis terutama yang menyangkut ajaran Weda dan sastranya. Ini sesungguhnya dimaksudkan agar kita dalam hari suci Saraswati itu tidak melakukan kesalahan dalam belajar lebih-lebih dalam menulis, karena dalam Saraswati tidak diperkenankan membunuh aksara (huruf). Karena kita percaya bahwa huruf aksara itu merupakan stana dari dewi Saraswati .
            Perayaan Saraswati merupakan perayaan yang memfokuskan pada penghormatan kepada Tuhan, karena beliau telah berkenan menurunkan ilmu pengetahuan yang sangat dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Dalam aspek ini umat Hindu mempersonifikasikan Tuhan yang bersifat acintya tersebut dalam wujud seorang wanita cantik bertangan empat yang diberi gelar sebagai Dewi Saraswati. Perwujudan ini bukan asal-asalan semata. Sebab terdapat beberapa makna yang tersirat dalam perwujudan dewi Saraswati ini. Dimulai dari mengapa diberi nama Saraswati. Saraswati (sanskerta) terdiri dari kata Saras yang berarti sesuatu yang mengalir atau ucapan dan Vati yang berarti memiliki. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Saraswati sebagai yang memiliki sifat mengalir atau makna ucapan. Maksudnya adalah pengetahuan itu sendiri yang mengalir terus menurus seiring tahun dan seirimg zaman. Ilmu pengetahuan kekal dan berkembang seiring berjalannya waktu memberikan suatu manfaaat yang luar biasa dalam kehidupan manusia.
Mengapa harus diwujudkan sebagai wanita bukan laki-laki saja? ini dimaksudkan karena hari turunnya ilmu pengetahuan identik dengan hari lahirnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Secara awampun kita tahu hanya seorang wanita yang memiliki kemampuan melahirkan. Sehingga disimbolkan sebagai seorang wanita. Mungkin disini kita dapat tekankan bahwa  kelahiran sesungguhnya berbeda dengan penciptaan. Mengapa saya katakan demikian sebab proses penciptaan selalu lebih dahulu dari proses kelahiran. Setelah sesuatu itu tercipta baru sesuatu itu dapat dilahirkan. Selanjutnya wanita tersebut dikatakan memiliki kecantikan yang sempurna tanpa cacat sedikitpun yang mampu menarik hati siapapun yang melihatnya. Begitu pula halnya dengan ilmu pengetahuan yang sangat menarik dipelajari. Kita tak akan pernah merasa puas ataupun bosan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Kecantikan dewi Saraswati adalah kecantikan yang mengandung wibawa. Yang mempunyai daya tarik tersendiri. Dalam Nitisastra disebutkan bahwa orang yang tanpa ilmu pengetahuan, amat tidak menarik biarpun orang itu masih muda,sifatnya bagus dan dari keturunan bangsawan. Orang seperti itu seperti bunga merah menyala namun tanpa bau harum sama sekali.
Dewi Saraswati, memegang empat benda yang dipegang oleh keempta tangannya. Empat benda itu adalah :
1.      Pustaka suci (veda), yang banyak orang juga menyebut cakepan,lontar dan sebagainya  melambangkan sebagai sumber dari segala jenis ilmu pengetahuan baik itu parawidya (pengetahuan tentang tuhan) ataupun aparawidya (pengetahuan tentang semua ciptaan tuhan).
2.      Genitri, melambangkan pengetahuan tidak akan pernah habis-habisnya untuk dipelajari, bahkan hingga manusia itu tua dan akan meninggalpun ilmu itu tak akan pernah habis dipelajari. Banyak orang mengatakan “long life education”  atau bila di-Indonesiakan berarti belajar seumur hidup. Disamping itu genitri juga merupakan sarana pemujaan Tuhan secara Universal, sehingga kita dapat simpulkan dengan ilmu pengetahuan kita berupaya untuk mencapai Tuhan.
3.      Wina, merupakan alat music sejenis rebab, yang nantinya dapat bersuara merdu. Ini melambangkan pengetahuan juga mengandung unsure estetika atau seni.
4.      Teratai (padma), melambangkan sebuah kesucian, bahwa ilmu pengetahuan sesungguhnya suci dan selalu benar, biarpun dalam kehidupan ini ada berbagai penyakah gunaan ilmu pengetahuan tpi pada dasarnya bukan ilmunya yang salah. Namun para oknum pengguna ilmu itu yang salah menempatkan dan menggunakan ilmunya. Padma juga melambangkan buana agung dan buana alit.
Selain yang disebutkan diatas di sekeliling dewi Saraswati juga terdapat :
1.      Angsa, melambangkan sikap satwan dan bijaksana. Dan mampu hidup di tiga tempat yaitu air, tanah dan udara. Begitu pula hendaknya orang yang berprndidikan mampu bijaksana dan siap hidup dalam situasi seperti apapun itu juga.
2.      Padma, yang melambangkan alam semesta, dengan delapan penjuru mata angin yaitu asta dewata. Sebagai stana tuhan.
3.      Merak, melambangkan wibawa, seperti yang telah dijabarkan diatas dengan ilmu pengetahian kewibawaan seseorang akan muncul. Disamping itu merak juga melambangkan ego, artinya orang yang berpengetahuan harus berani menyatakan dirinya bisa atau pintar selama tidak berlebihan. Karena jika berlebihan nantinya akan kesombongan yang muncul dan merusak baginya.

Ada yang unik dari perayaan saraswati yang berupa salah satu bagian dari banten Saraswati yakni terdapat simbul cecak. Menurut ahli Antropologi, bangsa Austronesia (nenek moyang kita) meyakini baha cecak mmemiliki kekuatan dan kepekaan terhadap getaran-getaran spiritual. Tidak dapat dipungkiri juga hingga sekarang para orang tua kita banyak juga yang ,asih percaya dengan hal tersebut. Mereka mencari pertanda dari suara cecak. Dalam bahasa bali cecak desebut cecek, cecek itu sendiri memiliki makna titik (.). Ini mempunyai makna sebenarnya ilmu pengetahuan yang kita warisi dalam bentuk tulisan itu berawal dari sebuah titik. Titik itu di tarik dan berakhir pula pada sebuah titik dan membentuk pila yang disebut aksara. Berkat titik-titik inilah segala jenis ilmu pengetahuan terekam hingga sampai dapat kita warisi hingga sekarang ini. Sesungguhnya dengan ilmu pengetahuanlah segala sesuatu dapat terjadi. Seperti halnya disebutkan dalam Bhagavad Gita sloka 33.
Srayan dravyamayadyajnah jnanayajnah parantapa sarvam karma ‘khalam partham jnane perisamapyate
 Artinya:
Persembahan berupa ilmu pengetahuan, perantapa lebih bermutu daripada persembahan materi; dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar